Translate

Sunday, July 28, 2013

THAHARAH



Menurut etimologi, “thaharah” berarti “kebersihan”. Adapun menurut terminology syara’, “thaharah” adalah menghilangkan hadats dan najis, atau melakukan sesuatu yang semakna atau memiliki bentuk yang serupa dengan kedua kegiatan tersebut.
Adapun yang termasuk dalam kategori “yang semakna dengan keduanya” adalah tayamum, beberapa jenis mandi yang disunahkan, memperbarui wudhu atau tayamum yang sebenarnya tidak termasuk tindakan untuk menghilangkan hadats atau najis, tetapi masih semakna dengan kegiatan bersuci.
Air yang boleh digunakan untuk bersuci ada tujuh macam, yaitu; air hujan, air laut, air sumur, air sungai, air dari mata air, salju dan embun. Kesucian air hujan berdasarkan firman Allah Ta’ala, :
øŒÎ) ãNä3ŠÏe±tóム}¨$yèZ9$# ZpuZtBr& çm÷YÏiB ãAÍit\ãƒur Nä3øn=tæ z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB Nä.tÎdgsÜãÏj9 ¾ÏmÎ/ |=Ïdõãƒur ö/ä3Ztã tô_Í Ç`»sÜø¤±9$# xÝÎ/÷ŽzÏ9ur 4n?tã öNà6Î/qè=è% |MÎm7sWãƒur ÏmÎ/ tP#yø%F{$# ÇÊÊÈ
Artinya: “(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)”. (QS. Al-Anfaal: 11);
dan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi Wasallam mengenai kesucian air laut, “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya”[1], sabda Nabi mengenai kesucian air sumur terdapat dalam hadits sahal, r.a.; Suatu ketika, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau berwudhu dengan air sumur, sedangkan sumur digunakan oleh orang yang beristinja’, perempuan yang haid dan orang junub?” Nabi menjawab, “Air adalah suci dan tidak dapat dinajiskan oleh apapun”[2]. Adapun hukum air sungai dan air dari mata air sama seperti air sumur.
Adapun kesucian air salju dan embun adalah berdasarkan hadits doa iftitah yang dibaca Nabi dalam shalat, “Wahai Allah, jauhkan aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkanlah aku dari segala dosa-dosa sebagaimana baju putih yang bersih dari kotoran. Wahai Allah cucilah aku dengan air salju dan air embun.”[3]
Menurut pandangan syari’at Islam, air terbagi menjadi empat macam; air suci menyucikan, air suci tidak menyucikan, air makruh dan air najis.
Air suci yang menyucikan adalah air mutlak, yaitu air yang secara mutlak tanpa ada batasan atau penambahan tertentu, dan karakter airnya masih pada kondisi aslinya atau kata lainnya air yang suci esensinya (air yang ketika kemasukan zat lain tapi tidak merubahnya menjadi najis).
Air suci yang tidak menyucikan, yaitu air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci, seperti air musta’mal (air yang kurang dari dua kullah yang telah dipakai untuk bersuci), air yang telah bercampur dengan benda suci lainnya namun telah berubah bau, rasa atau warnanya (air the, susu, dll). Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi, “Allah menciptakan air dalam keadaan suci menyucikan, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya, kecuali jika ia berubah rasa, bau, atau berubah warnanya.”[4]
Air makruh yaitu air musyammas (air yang menjadi panas karena diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari dalam wadah berbahan logam selain emas atau perak. Hukum makruh menggunakan air musyammas terjadi apabila digunakan untuk badan, sedangkan untuk mencuci pakaian atau alat-alat hukumnya tidak makruh. Sebab, menurut dugaan, penggunaan air musyammas untuk badan dapat menyebabkan penyakit kusta. Demikian juga makruh menggunakan air yang terlalu panas atau terlalu dingin, kemakruhan ini akan hilang apabila suhu air telah kembali normal.
Air najis adalah air sedikit (kurang dari dua kullah) yang telah kemasukan benda/zat najis, atau air banyak (dua kullah/lebih) yang telah berubah bau, rasa atau warnanya akibat kemasukan benda/zat najis. Namun, ada beberapa pengecualian yang membuat air tidak menjadi najis, baik air itu sedikit maupun banyak, yaitu:
a.        Suatu najis yang tidak bias dilihat dengan penglihatan normal.
b.        Bangkai yang tidak memiliki darah yang mengalir seperti, lalat kerbau, kalajengking, tokek, semut, lebah, dll, kecuali bangkai-bangkai tersebut mengubah sifat air (bau, rasa atau warnanya).
c.        Asap dari najis dalam kadar yang sedikit.
d.       Debu najis dalam jumlah yang sedikit.

Referensi:
Zuhaili, Wahbah. 2010. Fiqih Imam Syafi’i(Terjemahan). Jakarta: Almahira



[1] Hr. Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ibu Sakan menshahihkannya.
[2] At-Tirmidzi menganggap hasan hadits ini, Imam Ahmad dan lainnya menshahihkan hadits tersebut.
[3] Hr. Bukhari dan Muslim
[4] Hr. Ibnu Majah



Saturday, July 27, 2013

Renungan Qalbu


Wahai saudara-saudaraku yang bersaudara karena Allah Ta'ala.
Pernahkah kita merasa kecewa atas taqdir kita, atas musibah yang menimpa...?

Jika jawabannya adalah "PERNAH" kecewa pada taqdir kita berarti sama saja kita kecewa kepada Dia yang memberikan taqdir. Maka ketahuilah olehmu saudaraku bahwa, Allah Ta'ala yang sekarang memberimu musibah adalah Allah yang sama dengan yang memberimu rezeki setiap harinya, kaki untuk berjalan, nyawa untuk hidup, paru-paru untuk bernapas, dll, bahkan dirimu hadir ke muka bumi ini adalah atas kemurahanNya.
Sekarang, renungkanlah wahai saudaraku, masih pantaskah kita kecewa kepadaNya, sedangkan musibah yang menimpa kita belumlah ada apa-apanya dibanding dengan nikmat yang diberikanNya...
Pantaskah...?

Wednesday, July 24, 2013

APAKAH TUHAN GALAK ?

Dian baru berusia 4 tahun. Dirumah Dian sering mendengar kakak-kakaknya belajar mengaji. Maka Dian yang mungil sudah bisa menirukan kakaknya mengucapkan surat Al-Ikhlash dengan terjemahannya sekalian. Dan rupanya dalam benak Dian mulai terbentuk pengertian, bahkan gambaran sosok Tuhan.
Bagi Dian kecil, Tuhan pastilah sesosok oknum seperti manusia dengan segala kebutuhannya. Tuhan hidup sebatangkara, karena seperti dimengerti dari surat Al-Ikhlash, Tuhan hidup sendiri, tidak beranak dan tidak punya orang tua. Tetapi pengertian seperti itu membingungkan Dian. Maka pada suatu hari Dian bertanya kepada ibunya.
“Bu, bila Tuhan hidup sendiri, siapa yang masak dan mencuci pakaiannya ?”
Tentu tidak mudah bagi ibu Dian menjawab pertanyaan anaknya. Namun membiarkan pertanyaan lugu itu berlalu tanpa jawaban, sungguh tak bijak. Untung ibu Dian menemukan pemecahan yang sederhana.
“Tuhan Mahasakti. Dia hidup tanpa makan dan pakaian-Nya yang indah tak perlu dicuci.” Jawab ibunya.
Untuk sementara jawaban itu bisa diterima Dian. Maka pengertian Dian tentang Tuhan bertambah. Selain tidak beranak dan diperanakkan (yang ini belum bisa dicerna Dian) Tuhan juga Mahasakti, tidak makan dan berpakaian indah.
Sesuai dengan pertumbuhannya, daya imajinasi terus berkembang. Daya khayalnya mulai merambah masalah surga, neraka, pahala dan siksa. Semua itu didengar Dian dari kakak-kakaknya ketika mereka belajar mengaji. Dian kecil menganggap surga dan pahala sebagai kesenangan, seperti main ayunan, kembang gula atau menangkap kupu-kupu dikebun. Tetapi tentang siksa dan neraka ?
Dahi Dian selalu berkerut karena takut membayangkan siksa dan neraka. Dian tidak bisa mengerti mengapa harus di adakan siksa dan neraka. Dan sebuah pertanyaan yang lugu pun di ajukan lagi kepada ibunya.
“Kok ada siksa dan neraka; apakah Tuhan galak bu”.
Sekali lagi ibu Dian merasa kesulitan menjawab pertanyaan anaknya, terutama karena Dian masih kecil. Maka ibu Dia hanya bisa menjawab bahwa Tuhan tidak suka memasukkan manusia k dalam neraka. Tuhan lebih suka membuat manusia bersenang-senang dalam surga, yaitu manusia yang taat kepada-Nya.
Kali ini pun Dian puas dengan jawaban ibunya. Namun justru si ibu yang balik berpikir, jangan-jangan bukan hanya Dian yang menganggap Tuhan menaruh kepentingan atas patuhnya manusia pada perintah-Nya sehingga Tuhan harus galak agar aturan-Nya di taati. Jangan-jangan banyak yang menyangka bahwa orang mendapat siksa dan masuk neraka karena balas dendam Allah. Jangan-jangan banyak yang lupa bahwa orang masuk surga hanya karena kasih sayang Allah dan yang tidak masuk surga karena dia mengingkari kasih sayang-Nya, bukan karena dendam-Nya….

Monday, July 22, 2013

Dzikrullah

Ingatlah Allah dalam sukamu, ingatlah Allah dalam dukamu, niscaya Allah pun akan mengingatmu.
Rasulullah SAW bersabda:
"Allah SWT berfirman; Aku tergantung sangkaan hamba-Ku. Dan Aku bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di dlm hatinya, maka Aku mengingat dia di dlm hati-Ku; dan jika dia mengingat-Ku dlm suatu majelis, maka Aku mengingat dia dlm majelis yg lbh baik dari mereka (yaitu dlm majelis para malaikat yg ma'shum dan tanpa dosa). Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku mendekatinya sehasta, jika dia mendekati-Ku dg berjalan, maka Aku mendekatinya dg berlari" (H.R. Bukhari & Muslim)

Disaat engkau rasakan bahagia dalam hidupmu, ingatlah Allah SWT, & bersyukurlah kamu kepada-Nya, sesungguhnya dibalik syukur itu ada makna keselamatan & kesabaran. Jika kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan kenikmatan bagimu.
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami menambah nikmat kepadamu; & jika kami ingkar, sesungguhnya siksaan-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Dan,dikala hatimu resah berbalut sedih & gelisah, menghadaplah kepada-Nya, jadikanlah hanya Dia satu-satunya penolong bagimu. Dia akan mendengar "CURHAT"mu tanpa sedikit pun merugikanmu. Justru Ia akan kasihan melihatmu & menganugerahimu dg cahaya, petunjuk, & kesabaran.
Jika engkau tak kuasa menahan penderitaan & kesusahanmu, maka bersegeralah menuju kpada-Nya (shalat, dzikir, & doa). Apabila rahmat Allah tlah dtg menolong, maka kesusahan apa lg yg akan tersisa...?
“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Hai Muhammad), maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”(QS. Al-Baqarah: 186)

Friday, July 19, 2013

Makalah Perilaku Akhlak Terpuji (Mata Kuliah Aqidah Akhlak)


UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Tuesday, July 16, 2013

Makalah Qiyash (Mata Kuliah Ushul Fiqh)


UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Sunday, July 14, 2013

SELALU ADA HIKMAH DIBALIK SETIAP PERISTIWA



Alkisah, ada sorang bapak setengah baya sedang duduk di depan teras rumahnya. Tatapannya tidak bergeming memperhatikan seekor ulat yang sedang berusaha keluar dari lubang sempit kepompongnya. Tubuh ulat berusaha sekuat tenaga melewati lubang sempit di ujung kepompong dan sangat kepayahan. Melihat kejadian itu sang bapak merasa iba, rasa kasihannya muncul melihat penderitaan sang ulat. Serta merta masuklah sang bapak kerumahnya lalu kembali dengan membawa gunting. Dengan hati-hati dipotongnya ujung kepompong tersebut sehingga lubangnya menjadi besar, sang ulat pun bias keluar dengan mudahnya. Jatuhlah sang ulat ke tanah, badannya kelihatan lemas dan berair.
Lama sang bapak memperhatikan tubuh ulat yang tergolek ditanah. Harapan dalam hatinya adalah sang ulat segera bergerak dan beranjak naik ke atas pohon untuk mengunyah daun-daun muda yang hijau. Tetapi harapan sang bapak tidak kunjung datang, sebaliknya sang ulat semakin tidak berdaya, badannya menggelembung dan akhirnya mati.
Ada yang tidak dipahami oleh bapak tersebut sehingga dengan tulusnya memotong lubang sempit kepompong. Padahal lubang sempit di ujung kepompong adalah bentuk kasih saying dari Allah agar cairan dalam tubuh ulat terdorong dan menyebar keseluruh tubuhnya, mengisi rongga-rongga sayap dan kakinya sehingga pada saatnya nanti sang ulat akan menjelma menjadi kupu-kupu yang memiliki tubuh yang kuat.
Sahabatku, apa yang kita anggap sebagai kesempitan, musibah, kesengsaraan, kekecewaan, kegagalan, sebenarnya adalah karunia Allah Ta’ala agar kita menjadi manusia yang tangguh, manusia yang kokoh, sabar dan kreatif mencari solusi dari setiap masalah yang kita hadapi. Bukankah kita sering berdoa, “Ya Allah, jadikanlah hamba manusia yang penuh kasih sayang”, maka Allah kirim orang yang membenci, kita agar kita bisa membalas rasa benci seseorang dengan kasih sayang. Bukankah kita sering berdoa, “Ya Allah, jadikanlah hamba golongan orang yang penyabar”, maka Allah Ta’ala kabulkan doa kita dengan memusnahkan sebagian harta kita atau mengambil orang-orang yang kita sayangi agar kita berlatih menjadi orang yang sabar.
(di kutip dari Buku Rahasia Menjadi Pribadi Sukses karangan H.M. Komarudin Cholil)


Thursday, July 11, 2013

Makalah Masa Disintegrasi Kejayaan Islam


UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Wednesday, July 10, 2013

Makalah Hakikat Ilmu Pendidikan Islam


UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Sunday, July 7, 2013

Kata-Kata Hikmah



Dzikir adalah pembersih dan pengasah hati, serta obatnya bila hati itu sakit.
Selagi orang yang berdzikir itu tenggelam dalam dzikirnya, maka cinta dan kerinduannya kian terpupuk terhadapNya.
Jika ada keselarasan antara hati dengan lisannya, maka orang yang berdzikir akan lalai terhadap segala sesuatu didunia, sebagai gantinya Allah akan menjaganya dari segala sesuatu...

Manakala manusia telah mensucikan hati dan taat dalam menjalankan perintahNya, maka ia akan mampu mempersiapkan dirinya dengan baik, agar dapat bertindak secara bijak dan lurus di semua medan kehidupan....

Orang-orang yang memahami perbedaan, selalu menghindari perdebatan.
Sedangkan yang suka berdebat adalah orang yang selalu merasa dirinya benar.

Sebagian orang mampu menyelam ke dalam dirinya untuk melihat "siapa dirinya dan apa sesungguhnya yang dia inginkan.
Sebagian yang lain harus menjadi orang lain untuk melihat siapa dirinya sendiri.
Yang menyedih itu adalah orang yang tidak tahu "siapa dirinya", dan apa sejatinya yang dia inginkan, serta tidak tahu pula cara untuk mengetahuinya...

Orang-orang yang hidup bersama kemarahan (selalu melampiaskan kemarahannya), biasanya ia tidak bahagia...
"Siapa yang dapat menahan marahnya, padahal ia mampu melampiaskan kemarahannya, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan ketenangan dan iman"
(Hr. Abu Dawud)

Friday, July 5, 2013

Makalah Tujuan Pendidikan Islam


UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Tuesday, July 2, 2013

Muhasabah Diri - II



Saudara-saudaraku...
Penting untuk menyadari bahwa; harta, diri & apa yang ada pada diri kita ini adalah sepenuhnya milikNya, bahkan dunia ini pun adalah milikNya.
Penting untuk menyadari bahwa; apa yang ada di dunia ini selalu dalam pengawasanNya, tak ada yang tersembunyi & tak ada tempat untuk bersembunyi dari pandanganNya, bahkan sehelai rambut pun dari diri kita ini tak luput dari pengawasanNya.
Penting untuk menyadari bahwa;kematian itu pasti adanya, & kita akan kembali kepadaNya juga pasti adanya, bahkan lebih pasti dari adat matahari untuk terbit disetiap hari.

Dialah Allah...
Dialah Allah Al-Khaliq & Penguasa alam semesta.
Dialah Allah Yang Maha Melihat lagi Maha Mengetahui segalanya, bahkan sekecil debu pun kebusukan atau kebaikan yang kita lakukan, Dia selalu mengetahuinya.

Saudara-saudaraku...
Penting untuk menyadari bahwa:
Betapa banyaknya hidup ini yang kita isi dengan kesia-siaan.
Betapa kesempatan yang Dia berikan lebih sering kita buang percuma.
Betapa kehidupan kita di dunia ini adalah singkat, lebih singkat dari yang kita duga, bahkan teramat singkat dibanding dengan kekekalan alam akherat yang berawal dari sebuah kematian.
Betapa persiapan kita untuk menghadapi hari perhitungan pahala & dosa-dosa (hisab) kebanyakan tidak lebih baik dari persiapan kita menghadapi agenda kegiatan kita esok hari...
Na'udzubillahi mindzalik...
Astaghfirullaahal'azhiim...
Astaghfirullaahal'azhim, al ladzi laa ilaaha illaahu wa khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih...