Translate

Monday, March 19, 2018

Makalah Penerapan dan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Di Sekolah dan Madrasah



UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Sunday, March 18, 2018

Makalah Model-model Pengembangan Kurikulum Pendidikan



UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN

Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Thursday, March 15, 2018

Mengembangkan Berbagai Metode dan Strategi Pembelajaran di Sekolah dan di Madrasah (1)



UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya  DISINI

Wednesday, March 14, 2018

Makalah Praktek Bisnis Terlarang



UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN
Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Tuesday, March 13, 2018

Makalah Analisis Pengelolaan Kelas

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian pengelolaan kelas?
2.    Apa urgensi pengelolaan kelas?
3.    Apa ruang lingkup pengelolaan kelas?
4.    Apa tujuan pengelolaan kelas?
5.    Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan kelas?
6.    Bagaimana indikator pengelolaan kelas yang baik?

C.      Tujuan Penulisan
             1.     Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
             2.     Untuk mengetahui pentingnya pengelolaan kelas.
             3.     Untuk mengetahui ruang lingkup pengelolaan kelas.
             4.     Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas.
             5.     Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
             6.     Untuk mengetahui indikator pengelolaan kelas yang baik.

  


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan.
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah merujuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan, penghentian tigkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas, dan sebagainya).
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu rangkaian tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut untuk mengembangkan dan mengatur kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar yang efisien.
Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.

B.       Pentingnya Pengelolaan Kelas
Pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Oleh sebab itu, manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan   wahana untuk   meningkatkan   kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Dalam pendidikan Indonesia yang berasaskan pendidikan seumur hidup, semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan berencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan untuk mengembangkan kepribadian bangsa, membina kewarganegaraan, serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa.
Kelas, merupakan suatu lingkungan belajar yang diciptakan berdasarkan kesadaran kolektif dari suatu komunitas siswa yang relatif memiliki tujuan yang sama. Kesamaan tujuan merupakan kekuatan potensial pengelolaan kelas dan aktualitasnya adalah proses pembelajaran yang akseptabel (acceptable).
Guru, berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Proses belajar-mengajar dalam kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada dalam sekolah yang bersangkutan akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai berikut:
1.    Guru sebagai pendidik
2.    Murid sebagai yang dididik
3.    Alat-alat yang dipakai
4.    Situasi dalam dan lingkungan kelas
5.    Kelas itu sendiri
6.    Dan hal lainnya yang sewaktu-waktu terjadi.
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.

C.      Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan yang baik ialah bersifat menantang dan memacu siswa untuk belajar, memberikan rasa ramah dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan kelas dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, diharapkan agar guru akan dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik.
Pengelolaan kelas lebih lanjut, bukan hanya mencangkup kemampuan guru menciptakan dan mengendalikan keadaan kelas yang tertib, aman dan tenang, melainkan mencangkup pula kegiatan perencanaan pengadministrasian, pengaturan, penataan, pelaksanan, dan pengawasan terhadap seluruh kelas yang terdapat seluruh kelas yang terdapat dalam lingkungan lembaga pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, penggunaannya dan lain sebagainya.

D.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:
1.    Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.    Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Sedangkan Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1.    Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2.    Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang semangat dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik.

E.       Prinsip–prinsip Pengelolaan Kelas
Menurut Djamarah dan Uzer Usman, prinsip pengelolaan kelas itu mencakup hal-hal sebagai berikut:
             1.     Hangat dan Antusias
Guru harus menunjukkan sikap hangat dan antusias saat mengajar, apalagi ketika berhubungan dengan siswa. Kehangantan dan keantusiasan siswa yang diperhatikan oleh guru akan mendatangkan keberhasilan dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
             2.     Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau cara belajar yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk  belajar.
             3.     Bervariasi
Kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapain pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
             4.     Keluwesan
Guru yang luwes dn tidak ragu dalam menerapkan strategi pembelajaran juga salah satu prinsip pengelolaan pembelajaran yang baik.
             5.     Penekanan pada hal yang positif
Penguatan positif lebih diutamakan dari pada penguatan negetif.
             6.     Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri.
Thomas Gardon mengatakan bahwa hubungan guru dan siswa dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat atau prinsip-pinsip sebagai berikut :
             1.     Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain.
             2.     Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain.
             3.     Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
             4.     Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan berkembang mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya.
             5.     Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi.

F.       Indikator Pengelolaan kelas yang Baik
Pengelolaan kelas dapat dikatakan sudah baik apabila:
1.    Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2.    Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.    Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
4.    Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
5.    Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan penghargaan.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut juga untuk memiliki kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
Pengelolaan kelas dapat menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Sehingga berdampak terhadap peningkatan prestasi siswa dalam belajar.

B.       Saran
Setelah membaca uraian di atas, mungkin akan timbul pemikiran dalam benak pembaca bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami menyatakan bahwa apabila terdapat kekurangan dan kejanggalan dalam makalah ini, kami mohon saran agar dapat kami perbaiki.



Wednesday, March 7, 2018

Makalah Perkembangan Bank Syariah di Indonesia



UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH INI, LINK DOWNLOADNYA ADA DI BAGIAN BAWAH MAKALAH, SILAKAN DI SCROLL TURUN

Download makalah ini DISINI
Jika link di atas tak berfungsi, link alternatifnya DISINI

Monday, March 5, 2018

Makalah Kewibawaan dalam Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
Pendidikan bukan sekedar mengajarkan atau mentransfer pengetahuan, atau semata mengembangkan aspek intelektual, melainkan juga untuk mengembangkan karakter, moral, nilai-nilai dan budaya serta didik. Dengan kata lain, pendidikan adalah membangun budaya, membangun peradaban, membangun masa depan bangsa. Karena itu, untuk meningkatkan harkat dan martabat sebuah bangsa pada era global ini, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka akan tercipta kesatuan utuh dalam rencana dan gerak langkah pembangunan bangsa di masa depan. Sebab, kualitas pendidikan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Kualitas pendidikan mesti bersandar pada segenap aspek yang terdapat dalam diri manusia atau warga negara. Dan yang penting disadari ialah bahwa pendidikan merupakan sebuah proses, sesuatu yang terus diperjuangkan perbaikan dan kemajuannya. Meminjam ungkapan Mendiknas, pendidikan Indonesia adalah sebuah proses pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, yang setidaknya akan termanifestasikan dalam tiga hal, penguasaan iptek (ilmu pengetahuan dan ).

1.2.       Rumusan Masalah
a.         Apa pengertian kewibawaan?
b.        Apa pengertian pendidikan Islam?
c.         Jelaskan mengenai kewibawaan dalam pendidikan Islam!

1.3.       Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam-II. Selain itu juga dapat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang pendidikan Islam.

Lihat makalah lainnya:     Makalah Konseling Sebagai Hubungan Membantu
                                             Makalah Strategi Pemilihan Media Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Kewibawaan
Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang “perkataannya” mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang itu. (Tim Prima Pena: 2006=147).
Gezag atau kewibawaan itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli. Orang tua dengan langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya. Orang tua atau keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat dicabut, karena terikat oleh kewajiban. Hak dan kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Untuk jelasnya dapat penulis kemukakan contoh dibawah ini.
Pada suatu sekolah ada seorang guru yang bernama Bapak Budi yang sangat disegani oleh murid-muridnya. Mereka (murid-murid) sangat takut dan patuh kepadanya. Setiap harinya, sebelum Pak Budi masuk ke dalam kelas, murid-murid sudah duduk dengan tenang dan tertib menantikan Pak Budi itu mengajar. Semua perintah dan larangannya serta nasihatnya yang diberikan kepada murid-muridnya, diturut dan dipatuhi oleh anak-anaknya. Anak-anak hormat kepadanya.

                               Makalah Geopolitik Indonesia

Sebaliknya dengan Bapak Salim yang ada di sekolah itu. Ia kurang disegani anak-anak muridnya. Setiap pak Salim mengajar, anak-anak ada saja yang selalu membuat ribut dalam kelas, sehingga kelas menjadi ribut. Peringatan-peringatan dan nasihat-nasihat yang diberikannya tidak atau kurang dihiraukannya oleh murid-muridnya. Anak-anak tidak merasa segan atau patuh kepadanya. Perintah-perintah atau tugas-tugas yang diberikannya, sering kalau tidak dikerjakan oleh murid-muridnya. Karena itu pak Salim seringkali marah dan menghukum anak dalam kelas. Tetapi anak itu bukan semakin patuh atau menurut kepadanya, bahkan sebaliknya. Anak-anak mau mengerjakan apa yang diperintahkannya karena mereka takut; jadi bukan karena insaf atau percaya kepadanya.
Dari contoh di atas dapat kita mengatakan, bahwa Bapak Budi lebih berwibawa, lebih mempunyai kewibawaan atau gezag daripada Bapak Salim. Anak-anak lebih patuh dan lebih segan terhadap Bapak Budi. Segala sesuatu yang diperintahkan atau dinasihatkan ataupun diperingatkan oleh Bapak Budi, lebih meresap dan lebih mudah serta dengan senang menjalankan daripada Bapak Salim. Atau dengan kata lain: pengaruh yang ditimbulkan oleh Bapak Budi lebih dipatuhi oleh anak-anak.

2.2.       Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur.
Sedangkan pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yang mencangkup semua aspek kehidupan yang dibutuhkan manusia sebagai hamba Alloh sebagaimana Islam sebagai pedoman kehidupan dunia dan akhirat.
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin bertambah dan luas, maka pendidikan Islam bersifat terbuka dan akomodatif terhadap tuntutan zaman sesuai norma-norma Islam.

                                           Makalah Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Barat

Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga di ilustrasikanbahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam meperoyeksi diri untuk memperoleh “insan kamil”, yaitu manusia yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya. Lapangan pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan Islam yaitu bukan sekedar peroses pengajaran (face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam diri subyek didik.

2.3.       Kewibawaan dalam Pendidikan
a.        Macam-Macam Kewibawaan
Ditinjau dari daya mempengaruhi seseorang, kewibawaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.         Kewibawaan lahir;
Kewibawaan lahir merupakan kewibawaan yang nampak dan terlihat pada diri seorang pendidik atau seorang guru. Kewibawaan lahir bisa nampak dari cara berpakaiannya, cara berbicaranya dan dari cara dia bertindak. Kewibawaan lahir ini bisa diraih dengan cara pembentukan fisik dan gerak yang kharismatik ketika berhadapan dengan peserta didik.
2.         Kewibawaan Batin;
Kewibawaan bathin merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh seorang guru atau pendidik yang tak nampak atau tidak terlihat, namun ketika ia hadir maka setiap siswa dapat merasakan bahwa ia adalah sosok yang mengagumkan dan sosok yang patut untuk dipatuhi perintahnya, harus didengarkan setiap perkataanya dan harus senantias menaruh hormat kepadanya. Meskipun pendidik tak melakukan atau berbicara apapun, namun karena kewibawaan yang terpancar dari dalam dirinya maka ia akan senantiasa dihormati oleh peserta didik atau muridnya.

                                           Makalah Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi

Kewibawaan bathin ini bisa didapatkan dengan senantiasa mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri kita atau dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt. Imam Al-Ghazali pernah berkata jika manusia ingin disebut sebagai manusia yang sesungguhnya maka ia harus senantiasa memperkuat ruhnya dengan amalan-amalan ukhrowi, karena ruh adalah sumber kebahagiaan, ruh adalah pemancar ketenangan dan harapan dan ruh ialah sumber dari kekuatan. Maka, untuk mengoptimalkan potensi ruhaniah yang ada pada diri kita hendaknya seorang pendidik haris senantiasa berdo’a dan mengingat Allah dalam setiap aktivitasnya, teruatama saat mendidik.
b.        Membentuk dan Mempertahankan Kewibawaan
Wibawa adalah pengaruh yang baik secara abadi dari seseorang kepada orang lain yang tercermin pada pribadi dan perilaku kehidupannya. Wibawa menumbuhkan ketaatan dengan kesadaran, pengertian, dan persetujuan. Wibawa guru penting untuk memudahkan memberi pengaruh dalam penularan atau penyampaian pembelajaran. Selain itu, wibawa guru akan cenderung menyadari keberhasilan kerjanya. Wibawa guru menunjukkan pengakuan martabat dirinya yang tidak perlu dukungan dari orang lain. Seperti dengan cara intimidasi atau memberikan tekanan pada siswanya.
Oleh karena itu, guru yang berwibawa akan memberikan pendidikan dengan layanan prima dan tanpa pamrih. Siswa akan dididik dengan tulus agar dapat menjalani hidup yang sukses. Perilaku guru pun menunjukkan pribadi yang jujur, adil, taat asas, tulus, dan bijaksana. Sebaliknya, guru yang melakukan pendidikan dengan penekanan cenderung bersifat indoktrinasi yang dipandang bukan pendidikan lagi. Dengan demikian, siswa tidak dididik untuk memiliki kemandirian yang bebas, etis, dan bertanggung jawab sendiri.

Lihat makalah lainnya:   Makalah Isu-Isu Aktual Kependidikan
                                           Makalah Organisasi dan Administrasi Bimbingan Konseling

Fungsi dan tanggung jawab mendidik dalam masyarakat merupakan kewajiban setap warga masyarakat. Setiap warga masyarakat sadar akan nilai dan peranan pendidikan bagi generasi muda, khususnya anak-anak dalam lingkungan keluarga sendiri. Secara kodrati, apa pun namanya, tiap orangtua merasa berkepentinagn dan berharap supaya anak-anaknya menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri. Oleh karena itu, kewajiban mendidik ini merupakan panggilan sebagai moral tiap manusia.
Yang jelas, kaum professional ialah mereka yang telah menempuh pendidikan relative cukup lama dan mengalami latihan-latihan khusus. Oleh karena itulah, dalam pendidikan seorang guru harus mempunyai asas-asas umum yang universal yang dapat dipandang sebagai prinsip umum, seperti:
1.         Melakukan kewajiban dasar good will atau itikad baik, dengan kesadaran pengabdian;
2.         Memperlakukan siapapun, anak didik sebagai satu pribadi yang sama dengan pribadinya sendiri;
3.         Menghormati perasaan setiap orang;
4.         Selalu berusaha menyumbangkan ide-ide, konsepsi-konsepsi dan karya-karya (ilmiah) demi kemajuan bidang kewajibannya.
5.         Akan menerima haknya semata-mata sebagai suatu kehormatan.
Dan untuk menjadi seorang pendidik (guru) yang professional dan berwibaawa setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus dimilki oleh seorang pendidik, baik itu dilihat dari aspek pribadi serta menjalin hubungan (relationship) dengan peserta didiknya. Diantara syarat-syarat tersebut ialah :
1.         Berkaitan dengan diri seorang pendidik (guru) :
2.         Sehat jasmani dan rohani;
3.         Bertaqwa dan memiliki kecerdasan sosial;
4.         Memiliki kecerdasan interlektual dan berpengetahuan luas;
5.         Ikhlas;
6.         Mempunyai orientasi yang jelas; dan
7.         Menguasai bidang yang ditekuni.
8.         Berkaitan dengan Sikap guru terhadap peserta didik:
9.         Berlaku adil, tidak pilih kasih;
10.     Mampu menjadi suri tauladan;
11.     Bijaksana terhadap murid;
12.     Memiliki kesabaran;
13.     Tidak mudah marah dan mampu mengontrol emosi;
14.     Mampu memberikan motivasi;
15.     Menegur dengan bijak;
16.     Memerintah dengan cara yang menyenangkan; dan
17.     Mampu merangsang murid berkreasi.
Seorang pendidik yang berwibawa harus banyak melakukan terobosan untuk merangsang dan membangkitkan kreativitas muridnya. Karena peserta didik ibarat kertas putih, ia harus dibiarkan tumbuh apa adanya. Seorang pendidik tidak boleh mengintervensi kesucian hidupnya, tugas pendidik adalah membimbing kejalan yang benar bila ia terlihat melenceng dari jalan kebenaran. Seperti tanaman yang tumbuh degnan subur apabila disirami dan diberi wahana yang cocok, kreativitaspun demikian adanya.
c.         Kewibawaan dan Anak Didik
Perkembangan dan kewibawaan anak didik ditandai dengan tumbuhnya kepercayaan. Dimana hal ini merupakan syarat tekhnik pergaulan yang juga merupakan ’prototype kewibawaan dalam berbagai lingkungan. Dalam lingkungan pendidikan, kepercayaan yang diberikan oleh pendidik kepda anak didik mempunyai dua arti, yaitu :
1.         Bahwa keinginan pendidik untuk terus mengikat pribadi anak didik pada dirinya telah dapat diatasi oleh pendidik.
2.         Bahwa kepercayaan itu adalah suatu sumber bagi anak didik untuk tumbuh dan berkembang.
Kepercayaan itu memberikian dorongan kepada anak didik agar ia berani dan penuh keyakinan serta keinginan berusaha supaya menjadi dewasa. Kedewasaan dapat dikatakan akhir masa pendidikan, dalam arti apabila manusia itu telah dianggap menjalankan kewibawaan atas diri dan segala sesuatu yang dipercaya dan disamping itu tetap mengakui dan patuh pada kewibawaan yaang lebih tinggi.



BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Konsep kewibawaan diadopsi dari bahasa Belanda yaitu ”gezaq” yang berasal dari kata “zeggen” yang  berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan  atau gezaq terhadap orang itu. terikat oleh kewajiban. Wibawa adalah sifat yang memperlihatkan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan daya tarik
Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam yang mencangkup semua aspek kehidupan yang dibutuhkan manusia sebagai hamba Allah sebagaimana Islam sebagai pedoman kehidupan dunia dan akhirat.

3.2.       Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu bagi teman-teman yang ingin lebih memahami tentang kewibawaan dalam pendidikan Islam kami sarankan untuk mencari sumber-sumber lain sebagai tambahan.