MATA KULIAH METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Metode dan strategi pembelajaran merupakan dua dari beberapa komponen penting dalam proses pembelajaran. Keberadaan metode dan strategi pembelajaran adalah mutlak untuk diketahui dan diterapkan oleh para pendidik dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di Madrasah, agar belajar mengajar dapat berlangsung efektif serta tercapainya tujuan dari pembelajaran itu.
Para ahli telah mengemukakan beragam teori tentang metode dan strategi pembelajaran, semua itu bertujuan untuk mencapai keberhasilan dan peningkatan kualitas dari suatu proses pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode dan strategi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)?
2. Jelaskan macam-macam metode dan strategi pembelajaran!
3. Apa kegunaan mempelajari metode dan strategi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami tulis untuk menambah pemahaman tentang manfaat mempelajari metode dan strategi pembelajaran, ditujukan terutama untuk pendidik atau calon pendidik, khususnya para rekan Mahasiswa STAI YASNI Muara Bungo jurusan PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Metode dan Strategi Pembelajaran PAI
2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Metode berasal dari bahasa yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat mencapai tujuan[1].
Menurut Nana Sudjana, “metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar”[2].
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan[3]. Dari pengertian diatas, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang guru agama dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pendidikan Islam.
2.1.2. Pengertian Strategi Pembelajaran PAI
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks pembelajaran, strategi mengajar adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mempengaruhi peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk mengembangkan pengalaman belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien[4].
Dengan demikian, Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, ada dua hal yang perlu dicermati, yaitu: pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu[5].
Adapun pengertian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu strategi yang menjelaskan tentang komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama-sama dengan bahan-bahan tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama meliputi:
a. Kegiatan pendahuluan,
b. Kegiatan penyajian
Strategi mengajar (teaching strategy) merupakan sebagai langkah yang didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi juga merupakan siasat dalam pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan proses belajar mengajar. Contohnya, mengaktifkan anak didik agar tidak terlibat bukan hanya fisik, akan tetapi juga mental dan emosionalnya. Guru mengorganisir kegiatan belajar mengajar di kelas antara lain dengan memfungsikan metode sebagai alat strategi dan memilih metode yang sesuai sebagai alat pencapaian tujuan, mertangkai berbagai komponen pembelajaran yang dapat memotivasi anak didik belajar.
Ada empat strategi dasar dalam mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
a. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggappaling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d. Menerapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan[7].
2.2. Macam-Macam Metode dan Strategi Pembelajaran
2.2.1. Metode Pembelajaran
Berikut beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran[8]:
a. Ceramah Bervariasi
Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan. Ceramah akan berhasil jika mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, dan memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.
b. Metode Tanya Jawab
Dalam praktiknya, metode tanya jawab ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diagkat dari bahan pelajaran yang akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses tanya jawab yang berlangsung.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-sama peserta didik mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi. Inti dari pengertian diskusi adalah meeting of mind. Para peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, dan yang didiskusikan adalah pemecahannya. Dalam pemecahan masalah terdapat berbagai alternatif. Dari macam-macam kesimpulan jawaban yang dikemukakan dalam diskusi perlu dipilih satu jawaban yang lebih logis dan tepat. Jawaban ini melalui mufakat. Jawaban yang merupakan pemecahan masalah itu mempunyai argumentasi yang kuat.
d. Metode simulasi atau bermain peran
Kata simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan proses-proses tingkah laku secara imitasi. Adapun Bentuk-bentuk simulasi adalah sebagai berikut:
1) Peer Teaching
Latihan atau praktek mengajar, yang menjadi peserta didiknyaadalah temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam mengajar.
2) Sosiodrama
Sosiodrama adalah sandiwara atau dramatisasi tanpa skrip (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih dahulu, dan tanpa menyuruh peserta didik menghapal sesuatu.
3) Psikodrama
Permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar individu yang bersangkutan memperoleh insight atau pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan self concept. Psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam yang dialami seseorang.
4) Simulasi game
Simulasi game adalah permainan bersaing untuk mencapai tujuan tertentu dengan mentaati peraturan-peraturan yang ditetapkan.
5) Role playing
Role playing adalah permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau, mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian-kejadian masa kini. Permainan ini lebih cocok untuk pelajaran sejarah.
e. Metode pemberian tugas dan resistasi
Metode pemberian tugas dan resistasi adalah suaatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada peserta didik dalam waktu yang telah ditentukan dan peserta didik mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.
Pelaksanaan pengerjaan tugas oleh peserta didik seyogyanya dapat dipantau sehingga dapat diketahui bahwa tugas tersebut betul-betul dikerjakan oleh peserta didik sendiri terutama bila tugas itu dilakukan diluar sekolah atau diluar jam tatap muka.
Pemeriksaan tugas dilakukan sebaik mungkin, artinya tidak ditangguhkan sampai tugas berikutnya. Jika tugas peserta didik tidak diperiksa sebagai mana mestinya, anak akan kecewa dan akhirnya tidak akan menghiraukan tugas berikutnya.
f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode Demontsrasi dan Eksperimen adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan sesuatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh peserta didik untuk melakukannya.
Dalam Demonstrasi, guru atau peserta didik melakukan suatu proses yang disertai penjelasan lisan. Setelah guru atau peserta didik meragakan suatu demonstrasi tersebut, selanjutnya di eksperimenkan oleh peserta didik yang lainnya[9].
g. Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja kelompok adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara peserta didik mengerjakan sesuatu tugas dalam situasi kelompok dibawah bimbingan guru.
h. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Metode Problem solving adalah suatu cara penyajain pelajaran dengan cara peserta didik dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahakan atau diselesaikan, baik individual maupun kelompok.
Metode ini baik untuk melatih kesanggupan peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Tak ada manusia yang lepas dar kesulitan atau masalah dalam hidupnya yang harrus diselesaikan secara rasional. Oleh sebab itu, sekolah berkewajiban melatih kemampuan memecahkan masalah melalui situasi belajar-mengajar.
i. Metode Karyawisata/ Widyawisata/Studiwisata
Metode karyawisata/widyawisata/studi wisata adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan membawa para peserta didik langsung kepada objek tertentu untuk dipelajari, yang terdapat diluar kelas dengan bimbingan guru.
Alasan penggunaan metode ini antara lain adalah karena objek yang akan dipelajari hanya ada di tempat objek itu berada. Selain dari itu, pengalaman langsung pada umumnya lebih baik daripada tidak langsung, misalnaya mengunjungi museum atau situs sejarah akan lebih jeas jika diamati secara langsung. Dengan metode ini, peserta didik lebih banyak mengetahui bukti-bukti nyata dari peninggalan peristiwa sejarah yang dilakukan oleh para pejuang pada masa lampau.
j. Metode Suri Tauladan
Yakni metode mengajar dengan cara memberikan contoh dalam ucapan, perbuatan, atau tingkah laku yang baik dengan harapan menumbuhkan hasrat bagi peserta didik untuk meniru atau mengikutinya. Dalam pemberian keteladanan tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Yang bersifat langsung misalnya: pendidik memberikan contoh bagaimana sikap membaca Al-Quran yang baik, sikap sholat yang benar, dan lain sebagainya. Sedangkan yang bersifat tidak langsung misalnya: tampilan fisik dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yang sesuai dengan suasana agamis. Pendidik hendaknya harus memiliki sikap yang penuh sopan santun, disiplin serta selalu menyambut peserta didiknya ketika masuk dengan sambutan yang ramah.
k. Metode Kisah Atau Cerita
Merupakan suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalam materi pembelajaran[10].
2.2.2. Strategi Pembelajaran
Berikut adalah jenis-jenis strategi pembelajaran secara umum:
a. Strategi Pembelajaran Ekspoitri
Strategi Pembelajaran ekspoitri adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran dengan optimal. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkain kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan anilitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.
c. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan yang memiliki latar belakang kemampuan, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda[11].
2.3. Kegunaan Mempelajari Metode dan Strategi Pembelajaran PAI
a. Guru dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik dan dapat diterima murid dengan baik.
Sebagaimana mana telah diutarakan di awal tadi, bahwa Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang heterogen, sehingga sangat tidak cukup bila hanya dikembangkan satu metode dan strategi dalam pengajaran. Karena hal ini tentu akan menimbulkan konflik pada diri setiap anak didik yang merasa hal itu tidak sesuai dengan dirinya. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak mampu dicerna dengan baik. Tentu hal ini akan berbeda kejadiannya bila sang guru menguasai berbagaimacam metode dan menerapkannya langsung kepada anak didiknya.
b. Guru dapat mengetahui lebih dari satu metode dan strategi pembelajaran.
Dengan mempelajari berbagai metode dan strategi pembelajaran, tentu guru tidak akan buta terhadap metode dan strategi. Ia akan terus mengembangkan metode dan strategi tersebut untuk kemajuan pendidikan. Metode dan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak didik mengerti akan pelajarannya amat banyak bentuknya, kesemuanya itu diadakan agar apa yang disampaikan pendidik kepada peserta didik dapat dicerna dengan baik.
c. Guru akan lebih mudah mengendalikan kelas.
Dengan menguasai banyak metode dan strategi, guru leluasa mengatur kelasnya untuk mengadakan suatu proses belajar, selain hal itu dapat menghemat tenaga guru, juga dapat mempercepat proses belajar mengajar. Dengan berbagai bentuk metode dan strategi, guru akan lebih mudah mengontrol mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif.
d. Guru akan lebih kreatif dalam mengatur suasana kelas.
Semakin kaya dengan metode dan strategi, maka guru akan semakin kreatif dalam membuat suasana di dalam kelas. Guru yang kaya akan metode dan strategi akan selalu menjadikan suasan menyenangkan bagi para peserta didiknya. Sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar.
e. Kreatifitas dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik akan lebih variatif.
Semakin banyak metode dan strategi yang dikuasai oleh guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada anak didiknya, akan semakin mudah ia menyalurkan ilmunya. Walaupun ia menghadapi berbagai macam perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing anak didik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Metode Pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang guru agama dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pendidikan Islam. Sedangkan strategi pembelajaran PAI adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
Metode dan strategi pembelajaran terdiri atas beberapa macam, yakni:
1. Metode Pembelajaran; ceramah bervariasi, metode tanya jawab, metode diskusi, metode simulasi atau bermain peran, metode pemberian tugas dan resistasi, metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja kelompok, metode problem solving (pemecahan masalah), metode karyawisata/ widyawisata/studiwisata, metode suri tauladan dan metode kisah atau cerita.
2. Strategi Pembelajaran; strategi pembelajaran ekspoitri, strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran kooperatif.
Manfaat mempelajari metode dan strategi pembelajaran adalah:
1. Guru dapat menyajikan bahan pelajaran dengan baik dan dapat diterima murid dengan baik.
2. Guru dapat mengetahui lebih dari satu metode dan strategi pembelajaran.
3. Guru akan lebih mudah mengendalikan kelas.
4. Guru akan lebih kreatif dalam mengatur suasana kelas.
5. Dalam menyalurkan ilmunya kepada anak didik akan lebih variatif.
3.2. Saran
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) adalah tempat pendidikan para calon guru atau pengajar, baik guru kelas maupun guru bidang studi agama Islam. Sebagai calon guru atau calon tenaga pendidik, tentu sangat penting bagi kita mengetahui tentang dan strategi pembelajaran, oleh karena itu kami menyarankan kepada rekan-rekan sesama mahasiswa jurusan PAI untuk menguasai berbagai metode dan strategi pembelajaran agar dapat diterapkan ketika kita telah terjun lapangan, baik ketika PPL, KUKERTA maupun setelah kita bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhaimin dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilis. 1999. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Uhbiyati. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
[1] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 55
[2] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), hlm. 37
[3] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 53
[4] Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 157
[5] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 186
[6] Muhaimin dkk, Op.Cit., hlm. 103
[7] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit., hlm. 5 - 6
[8] Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 121- 134
[9] Ibid., hlm. 129
[10] Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 153
[11] Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 189-194
No comments:
Post a Comment